SIFAT SHALAT NABI
DARI TAKBIR
HINGGA SALAM
Assalamu'alaikum. WR.WB.
Segala puji bagi Allah yang
telah mengutus rosul dan menurunkan kitab-kitab, yang telah mensyari'atkan
syari'at, menentukan hukum dan menjelaskan kepada hambanya perkara halal dan
haram. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah semata, yang tidak memiliki sekutu. Dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, shalawat dan salam semoga tercurah
kepadanya juga kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.
Shalawat dan salam kepada Nabi terpercaya,
Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya sebanyak-banyaknya.
"Amal pertama yang
dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang
baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain,
dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula
segala amalan lainnya” (HR Thabarani).
Sudahkah shalat dengan tata
cara yang benar? Pertanyaan
ini hanya bisa dijawab “Ya”, apabila anda sudah pernah melihat cara shalat
Nabi, sebagaimana sabdanya : “Shalatlah engkau sebagaimana engkau MELIHAT
AKU SHALAT” - (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).
Sudahkah anda melihat cara
shalat Nabi....??? Sungguh,
amat banyak di antara kita menjawab “Belum”. Termasuk juga anda, bukan?
“Melihat Aku Shalat ”
dalam hadits di atas adalah Melihat Shalat Nabi. Agar dapat mengerjakan
shalat dengan BENAR, seperti telah melihat Nabi SAW mengerjakan shalat.
Melihat Shalat Nabi , adalah melihat hadits
tiap “Gerakan” dan “Bacaan” shalat yang dicontohkan Nabi. Oleh karena itu, kita
perlu mengetahui hadits Nabi tentang cara berdiri dalam shalat; hadits Nabi
tentang cara mengangkat tangan saat takbir (arah telapak tangan, keadaan
jari-jari, ketinggian telapak tangan); dan seluruh hadits gerakan shalat
lainnya hingga akhir shalat.
Coba anda uji diri sendiri
dengan satu pertanyaan saja: "Kemanakah arah jari-jari kaki dan arah
telapak tangan pada saat takbiratul ikhram?"
Ingat, jawaban anda diragukan
kebenarannya jika tidak berlandaskan hadits. Dapat dipastikan, jika anda belum
pernah belajar shalat dengan benar (Melihat Shalat Nabi), pasti tata cara
shalat anda masih banyak yang keliru. Jangan heran, kalau banyak orang yang
merasa baru bangun dari tidur panjangnya selama ini setelah “Melihat Shalat
Nabi”, karena selama ini mereka tidak sadar akan kesalahannya. Tata cara shalat
mereka masih seperti yang mereka peroleh sejak kecil.
Ketahuilah, bahwa arah
jari-jari kaki ketika berdiri dalam shalat adalah menghadap kiblat! Pada saat
takbiratul ikhram, telapak tangan juga diarahkan ke kiblat. Inilah yang
dicontohkan oleh Nabi SAW (lihat haditsnya dalam ebook). Coba anda perhatikan,
berapa banyak kira-kira orang yang masih keliru dalam hal ini (jari kaki
menghadap serong kiri & kanan, dan telapak tangan tidak ke arah kiblat)?
Ternyata masih sangat banyak orang yang keliru, bukan? Apakah termasuk anda
sendiri..? Penulis selalu menjumpai kekeliruan ini di mana-mana. Kenapa
demikian, tidak lain karena mereka belum pernah melihat shalat Nabi. Itu baru
takbiratul ikhram... permulaan shalat. Bagaimana dengan gerakan-gerakan shalat selanjutnya?
Waspadalah, shalat adalah
perkara pertama yang dihisab di hari kebangkitan! “Barangsiapa yang baik
(diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan
barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala
amalan lainnya” (HR Thabarani).
Apakah cara shalat anda sudah
dikalibrasi (dibandingkan) dengan shalat Nabi? Bagaimana kalau shalat anda
ditolak karena tidak pernah belajar Shalat Nabi?
Untuk itulah mari kita pelajari tata cara sholat yang
benar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, materi kajian ini diambil dari
karya
Abdullah bin Abdurrahman al-Jibriin. Dengan editor Eko Haryanto Abu Ziyad, dan penterjamah oleh Syafar Abu Difa,
Abdullah bin Abdurrahman al-Jibriin. Dengan editor Eko Haryanto Abu Ziyad, dan penterjamah oleh Syafar Abu Difa,
TATACARA SHALAT NABI r
DARI TAKBIR HINGGA SALAM
1- Wajib bagi seorang muslim jika akan
melaksanakan shalat hendaknya dalam keadaan thahir (suci) dari hadats
besar (junub, haidh atau nifas) dan hadats kecil (keluar sesuatu dari lubang
kubul atau dubur). Hadats besar terangkat dengan mandi sedangkan hadats kecil
cukup dengan wudhu. Hendaknya bersungguh-sungguh dalam berwudhu dan mengikuti
cara wudhu Nabi r.
2- Disyari'atkan bagi orang yang shalat mengambil
sutrah (pembatas) shalat dan diletakkan dihadapannya jika sebagai imam
atau munfarid (shalat sendiri).
3- Jika shalat sebagai imam hendaknya (sebelum
takbiratul ihram) menoleh ke kanan seraya mengatakan: "istawuu
(luruskan)" dan ke kiri seraya mengatakan: "istawuu
(luruskan)".
4- Kemudian menghadap kiblat dengan suluruh
tubuhnya sambil meniatkan shalat yang akan dikerjakannya di dalam hatinya
dengan tidak melafalkan niatnya, seperti mengatakan: "Ushalli lillah…
(aku berniat shalat…)", karena melafalkan niat termasuk bid'ah (hal yang
diada-adakan).
5- Kemudian bertakbir takbiratul ihram seraya
mengucapkan: اللهُ أَكْبَرُ
[Allahu Akbar]
Artinya:
"Allah Maha Besar".
Mengangkat kedua tangannya dan merapatkan
jari-jemarinya ke arah kiblat setentang bahu atau daun telinga.
Nabi r
dahulu mengeraskan suaranya ketika bertakbir hingga orang yang di belakangnya
dapat mendengar. Beliau sesekali mengangkat tangannya bersamaan dengan ucapan
takbir, sesekali setelah ucapan takbir dan sesekali sebelumnya.
6- Kemudian jika shalat berjamaah bersama imam,
makmum yang dibelakangnya juga mengucapkan "allahu akbar". Setelah
selesai takbir hendaknya pandangannya mengarah ke tempat sujudnya.
7- Kemudian diam sebentar untuk membaca istiftah
(bacaan pembuka). Diantara riwayat bacaan istiftah Nabi r:
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ
بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ , اَللَّهُمَّ نقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا
يُنَقَّى اَلثَّوْبُ اَلْأَبْيَضُ مِنْ اَلدَّنَسِ , اَللَّهُمَّ اِغْسِلْنِي مِنْ
خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
[ Allahumma baa'id baini wa
baina khotoyaaya kama baa'adta bainal masyriqi
wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotooyaaya kamaa yunaqqos tsaubul abyadhu
minaddanaasi. Allahummaghsilnii min khotooyaaya bilmaa i was tsalji wal barodi
]
Artinya:
"Ya Allah, jauhkan antara diriku dan
dosa-dosaku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah,
bersihkan aku dari dosa-dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari
kotoran. Ya Allah cucilah, dosa-dosaku dengan air, es dan air dingin.
Terkadang membaca istifatah dengan:
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِك وَتَبَارَكَ اِسْمُك وَتَعَالَى
جَدُّك وَلَا إِلَهَ غَيْرُك
[Subhaanakallaahumma
wabihamdika watabaarokasmuka wa ta'aala jadduka walaa ilaaha ghairuka]
Artinya:
"Maha Suci dan Maha Terpuji Engkau, ya
Allah, penuh berkah nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan-Mu dan tidak ada Tuhan yang
berhak disembah selain Engkau."
Terkadang membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَئِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالَمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ
بَيْنَ عِبَادِك فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اِهْدِنِي لِمَا اُخْتُلِفَ
فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِك إِنَّك تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
[Allahumma robbu jibrooiil
wa miikaaiil wa isroofiil, faathiris samaawaati wal ardhi, 'aalimul ghaibi wa
syahaadati, anta tahkumu baina 'ibaadaka fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun,
ihdinii lima
ikhtalafa fiihi minalhaqqi bi idznika, innaka tahdii mantasyaa u ilaa shirootun
mustqiimun]
Artinya:
"Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail,
dan Isrofil, yang mengatur langit dan bumi. Yang Maha Mengetahui apapun yang
ghaib dan nyata, Engkau menghukumi hamba-hamba-Mu atas apa yang mereka
peselisihkan. Berilah aku petunjuk kebenaran atas apa yang diperselisihkan
dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau menunjukki siapa yang Engkau kehendaki
kepada jalan yang lurus."
Dan riwayat-riwayat lain yang falid dari Nabi r.
Yang utama adalah, sesekali membaca yang ini dan
sesekali membaca yang lainnya dari riwayat bacaan istiftah Nabi r yang memang falid
dari beliau.
8- Kemudian berta'awudz (meminta perlindungan)
kepada Allah I
dari syaithan yang terkutuk, dengan mengucapkan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمَزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفَثِهِ
[a'uzubillahi
minassyaithonirrojiim min hamazihi wanafkhihi wanaftsihi]
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari syaithan
yang terkutuk dari kegilaan, kesombongan, syairnya."
atau
أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
[a'uzubillahis sami'ul
'aliim minssyaithonirrojiim]
Artinya:
"Aku berlindung kepada Allah yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui dari syaitan yang terkutuk."
9- kemudian membaca basmalah:
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
[Bismillahir rahmaanir
rahiim]
Artinya:
"1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang."
Dahulu Nabi r
membacanya dengan pelan, tidak ada riwayat yang falid bahwa beliau membaca
basmalah dengan keras secara terus menerus. Tetapi terkadang makmum mendengar
bacaannya ketika beliau sedikit mengeraskannya dalam shalat sirri
(pelan), tidak mendengarnya kecuali yang berada dekat dengan beliau.
10- Kemudian membaca surat al-Faatihah:
ßôJysø9$# ¬! Å_Uu úüÏJn=»yèø9$# ÇËÈ Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÌÈ Å7Î=»tB ÏQöqt ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ x$Î) ßç7÷ètR y$Î)ur ÚúüÏètGó¡nS ÇÎÈ $tRÏ÷d$# xÞºuÅ_Ç9$# tLìÉ)tGó¡ßJø9$# ÇÏÈ xÞºuÅÀ tûïÏ%©!$# |MôJyè÷Rr& öNÎgøn=tã Îöxî ÅUqàÒøóyJø9$# óOÎgøn=tæ wur tûüÏj9!$Ò9$# ÇÐÈ
[Alhamdulillahi robbil
'aalamiin, arrohmaanir rohiim, maalikiyau middiin, iyyaaka na'budu wa iyyaaka
nasta'iin, ihdinasshirootol mustaqiim, shirootol ladziina an'amta 'alaihim,
ghoiril maghdu bi 'alaihim walauddhooolliiin]
Artinya:
"2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta
alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari
Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (Yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
(QS.alfatihah:2-7)
Ketika membaca Nabi r berhenti pada
setiap ayat dan tidak menyambung dengan ayat berikutnya.
11- Setelah selesai membaca al-Faatihah Nabi r menjaharkan
(mengeraskan) bacaan "amin" dalam shalat jahriah[1]
dengan ucapan: آمِيْن [Aamiin]
Artinya:
"Kabulkan ya Allah!"
Makmum yang berada di belakang Nabi turut
mengeraskan bacaan 'amin' hingga masjid menjadi ramai.
12- Kemudian diam sejenak setelah selesai membaca
al-Fatihah, tidak berlama-lama dalam diam.
13- Kemudian membaca apa yang mudah dari
al-Qur'an seusai membaca al-Fatihah. Terkadang Nabi r membaca satu surat penuh pada setiap
rakaatnya, dan ini sering. Terkadang membaca satu surat
pada dua rakaat dan terkadang membaca sebagian surat. Nabi r
senantiasa berhenti pada setiap ayat yang dibacanya dan tidak menyambung
bacaannya dengan ayat berikutnya.
14- Nabi r
mengeraskan bacaannya pada shalat fajar (subuh), dua rakaat pertama shalat
maghrib dan dua rakaat shalat isya. Adapun shalat dzuhur serta ashar beliau
membacanya dengan sirri (pelan).
15- Setelah selesai dari membaca al-Qur'an diam
sejenak sekadar menenangkan diri sebelum rukuk.
16- Kemudian rukuk seraya bertakbir mengangkat
kedua tangannya setentang bahu atau daun telinganya. Makmum dibelakangnya
mengikuti dengan takbir dan ruku seraya mengangkat tangan. Yang demikian ini
dilakukan oleh imam, makmum atau yang shalat sendirian. Demikianlah yang
ditunjukkan oleh sunnah. Kemasyhuran riwayat ini melemahkan mereka yang
mengingkarinya.
Dalam rukuknya Nabi r meratakan punggungnya
dan mensejajarkan kepalanya, hingga seandainya diletakkan suatu wadah di
atasnya, wadah itu tidak akan jatuh. Menggenggam kedua lututnya dan bertumpu
padanya dengan menjarangkan jari-jemarinya. Membuka sikutnya keluar. Beliau
terkadang memanjangkan rukuknya. Beliau mengingkari mereka yang meringankan
posisi ini dan melarang mematuk (berpindah dari satu gerakan kepada gerakan
yang lain) seperti patukan burung gagak (cepat/tergesa-gesa).
Ketika rukuk, Nabi r
memerintahkan untuk mengagungkan Allah, dan disyari'atkan bertasbih dengan
mengucapkan:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْم
[Subhaana robbiyal adziimu]
3x atau lebih.
Artinya: "Maha Suci Tuhanku yang Maha
Agung."
Terkadang beliau membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ
وَبِحَمْدِهِ
[Subhaana robbiyal adhzimi
wabi hamdihi] 3x
Artinya:
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan
segala pujian bagi-Nya."
dan mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul
malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan yang Maha Suci, Tuhan para malaikat
dan Jibril."
Beliau juga membaca zikir-zikir dan doa selain
yang telah disebutkan. Beliau melarang membaca al-Qur'an ketika rukuk dan
sujud.
17- Kemudian mengangkat kepalanya dari rukuk
seraya mengangkat kedua tangannya hingga setentang bahu atau daun telinga
sambil mengucapkan:
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
[Sami'allahu liman hamidah]
Artinya:
"Allah mendengar siapa saja yang
memuji-Nya."
Dibaca jika dia sebagai imam atau shalat seorang
diri. Jika telah berdiri tegak mengucapkan:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
[Rabbanaa walakal hamdu]
Artinya:
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala
pujian."
Nabi r
terkadang mengucapkan:
رَبّنَا لَك الْحَمْد مِلْء السَّمَاوَات وَمِلْء اْلأَرْض
وَمِلْء مَا شِئْت مِنْ شَيْء بَعْد
[Rabbana walakal hamdu mil
ussamaawaati wamil ul ardhi wamil umaa syi'ta min syai in ba'du]
Artinya:
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian
yang memenuhi langit, bumi serta apa saja yang Engkau kehendaki dari segala
sesuatu setelahnya[2]."
Terkadang menambahkan bacaan:
أَهْلَ الثَّنَاء وَالْمَجْد أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْد ، وَكُلّنَا
لَك عَبْد ، لاَ مَانِع لِمَا أَعْطَيْت وَلاَ مُعْطِي لِمَا مَنَعْت وَلاَ
يَنْفَع ذَا الْجَدّ مِنْك الْجَدّ
[Ahluts tsanaa i walmajdi,
ahaqqu maa qoolal 'abdu wa kulluna laka 'abdun, laa maani'a lima a'thoita, wallaa mu'thia limaa mana'ta,
walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu]
Artinya:
"Tuhan pemilik pujian dan sanjungan. Yang
paling berhak dikatakan oleh seorang hamba –dan setiap kami menghamba
kepada-Mu-: 'Tidak ada yang dapat mencegah apapun yang Engkau beri, dan tidak
ada yang dapat memberi apapun yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kekayaan dan
kekuasaan pemiliknya untuk dapat menyelamatkan dirinya dari-Mu."
Makmum tidak disyari'atkan mengucapkan:
[Sami'allahu liman hamidah] Tetapi mencukupkan dengan membaca tahmid [rabbanaa
walakal hamdu…] setelah berdiri sempurna dari rukuk. Nabi r bersabda,
وَإِذَا
قَالَ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَقُوْلُوا: رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
"Jika imam membaca
'sami'allahu liman hamidah' maka ucapkanlah, 'rabbana walakal hamdu'."
Mereka yang mengatakan makmum turut membaca
[sami'allahu liman hamidah] tidak memiliki dalil.
Kemudian meletakkan tangan kanannya dipunggung
telapak kirinya, atau pergelangan tangan kiri, atau di lengan bawah kirinya,
seperti tatkala berdiri sebelum rukuk.
Nabi r
memanjangkan posisi ini sehingga sebahagian sahabat menyangka beliau lupa.
Beliau mengingkari mereka yang meringankannya dan memerintahkan untuk tuma'ninah
(tenang), tidak terburu-buru. Beliau melarang makmum untuk bangkit dari ruku
sebelum imam dan mengancam siapa yang mengangkat kepalanya sebelum imam akan
Allah ganti kepalanya dengan kepala keledai.
18- Kemudian bertakbir dan sujud. Tidak ada
riwayat yang falid bahwa Nabi r
mengangkat kedua tanggannya ketika akan sujud. Bahkan Ibnu Umar c berkata,
"Nabi r
tidak melakukan hal itu ketika sujud." Mungkin saja Nabi r melakukannya
sekali atau dua kali untuk menjelaskan kebolehan hal tersebut.
Nabi r
ketika sujud mendahulukan kedua lutut sebelum tangan. Beliau sujud di atas
tujuh anggota badan: wajah, dua tangan, dua lutut dan dua ujung kaki.
Menempelkan kening dan hidung ke tempat sujud. Dan mengangkat kedua sikut
(menjauhkannya dari lantai) dan membuka kedua lengan atas (melebarkanya).
Mengangkat perutnya dari kedua pahanya (tidak menempelkanya), dan demikian pula
mengangkat pahanya dari betisnya (tidak menempelkannya). Menegakkan telapak
kakinya dan bertumpu dengan keduanya dengan menjadikan jari-jemari kakinya
mengarah ke kiblat sedangkan bagian dalamnya menempel kelantai. Bertumpu juga
dengan kedua tangannya, membuka telapak tangannya dengan merapatkan
jari-jemarinya mengarahkan ke kiblat dan meletakkannya setentang dengan bahu,
atau kening, atau bagian telinga; semua itu termasuk sunnah. Nabi r melarang orang
yang shalat menempelkan lengannya (sikutnya) ke lantai seperti anjing yang
berbaring.
Ketika sujud membaca:
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x
atau lebih.
Artainya:
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Disukai juga membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
[Subhaanakallahumma rabbanaa
wa bihamdika, allahummaghfirlii]
Artinya:
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan
dengan memuji-Mu. Ya Allah ampunilah aku."
Dan mengucapkan:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوْحِ
[Subbuuhun qudduusun robbul
malaaikati warruuhi]
Artinya:
"Tuhan yang Maha Suci, Tuhan para malaikat
dan Jibril."
Nabi r
menganjurkan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Beliau melarang membaca
al-Qur'an ketika rukuk dan sujud, juga melarang tergesa-gesa, beliau
memerintahkan untuk tuma'ninah (tenang).
19- Kemudian mengangkat kepalanya seraya
bertakbir dan duduk baina sajdatain (duduk di antara dua sujud).
Sesekali Nabi mengangkat kedua tanggannya bersamaan dengan takbir.
Membentangkan kaki kirinya dan duduk di atasnya. Menegakkan kaki kanannya, dan
meletakkan kedua tangannya di pahanya dengan membuka telapak tangannya.
Terkadang Nabi r
duduk ittiqa yaitu menegakkan kedua telapak kakinya (dan duduk diatas
tumit).
Tidak ada riwayat yang falid bahwa beliau
mengingsyaratkan telunjuknya ketika duduk diantara dua sujud. Mungkin saja Nabi
r melakukan sesekali
untuk menjelaskan kebolehannya.
Dan membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَارْفَعْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي
وَارْزُقْنِي
[Robbighfirlii warhamnii,
warfa'nii wahdinii, wa 'aafinii warzuknii]
Artinya:
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat
derajatku, beri aku petunjuk, beri aku keafiatan dan beri aku rizki."
Terkadang membaca:
رَبِّ اِغْفِرْ لِي, رَبِّ اِغْفِرْ لِي
[Robbighfirlii,
robbighfirlii]
Artinya:
"Tuhanku ampuni aku, Tuhanku ampuni
aku."
Nabi r
memperlama posisi ini hingga ada yang berkata, "Nabi lupa." Dan
beliau melarang meringankannya.
20- Kemudian sujud yang kedua sambil bertakbir
dan melakukan seperti yang dilakukan pada sujud yang pertama.
Dengan demikian selesailah rakaat pertama.
21- Kemudian bangkit sambil bertakbir, bertumpu
kepada dua lututnya bukan ke lantai. Melakukan rakaat kedua seperti pada rakaat
pertama tanpa takbiratul ihram, bacaan istiftah dan ta'awudz
[a'uzubillah…].
22- Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r duduk itrirahat
setelah rakaat pertama atau setelah rakaat ketiga[3] kecuali diakhir
hayatnya, dan itu memiliki kemungkinan-kemungkinan.
23- Kemudian melakukan pada rakaat kedua apa yang
dilakukan pada rakaat pertama, hanya saja lebih singkat.
24- Kemudian duduk tasyahud awal setelah rakaat
kedua. Jika shalatnya memiliki dua tasyahud; semisal zuhur, ashar, maghrib dan
isya, duduk dengan iftirosy seperti duduk di antara dua sujud
(menegakkan telapak kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri).
Kemudian membaca tasyahud awal:
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلامُ
عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلامُ
عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
[Attahiyaatu lillah, wassholawaatu watthoyyibaat,
assalaamu alaikum ayyuhannabiyyu warohmatullahi wabarokaatuh, assalamu 'alainaa
wa 'alaa 'ibaadillaahis sholihiin, asyhadu al laa ilaaha illallah wa asyhadu
anna muhammadan 'abduhu warosuuluhu]
Artinya:
"Segala penghormatan untuk Allah, demikian
pula setiap shalat dan kebaikan-kebaikan. Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai
Nabi, juga rahmat serta berkah-Nya. Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan
hamba-hamba Allah yang soleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak
disebah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan
Allah."
Nabi r
membuka telapak tangan kirinya dan meletakkannya dipaha kirinya. Beliau
mengepalkan tangan kanannya kecuali jari telunjukknya dan memberi isyarat
dengan telunjuk itu ketika disebut nama Allah atau dalam dua tasyahudnya.
Terkadang beliau mengepalkan kelingking dan jari manis dan membuat lingkarang
dengan jari tengah dan jempol serta mengangkat telunjuknya.
Nabi r
melarang iq'aa (bersimpuh) seperti anjig, yaitu seseorang menempelkan
pantatnya ke lantai dan menegakkan telapak kakinya dengan meletakkan tangannya
kelantai seperti bersimpuhnya anjing. Iq'aa yang dibolehkan adalah ketika duduk
di antara dua sujud.
Nabi r
meringankan tasyahud pertama ini, sampai-sampai seakan beliau duduk di atas
batu yang panas.
25- Kemudian bangkit bertakbir dengan mengangkat
kedua tangan untuk rakaat ketiga. Bangkit dengan bertumpu kepada lututnya bukan
kepada lantai.
26- Kemudian membaca surat al-Fatihah dan tidak membaca sesuatupun
setelahnya, karena tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi r membaca sesuatu
setelahnya.
Kemudian melanjutkan kepada rakaat keempat dan
melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat ketiga. Meringankan dua rakaat
terakhir (rakaat ketiga dan keempat) dari dua rakaat pertama.
27- Setelah rakaat keempat pada shalat Zuhur,
Ashar dan Isya atau rakaat ketiga pada shalat Maghrib atau rakaat kedua pada
shalat (yang hanya dua rakaat) seperti Subuh, jumu'ah dan 'Id, kemudian duduk
untuk tasyahud akhir. Membaca bacaan tasyahud awal lalu membaca shalawat nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
[Allaahumma sholli 'alaa
Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shollaita 'alaa Ibroohiim wa 'alaa aali
Ibroohiim innaka hamiidun majiid, wabaarik 'alaa Muhammad wa'alaa aali
Muhammad, kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa'alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun
majiid]
Artinya:
"Wahai Allah, berilah rahmat kepada Muhammad
dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada keluarga Ibrohim dan
keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah
keberkahan kepada keluarga Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau
memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia."
Nabi r
terkadang duduk tasyahud dengan tawaruk, yaitu menempelkan pantat kiri ke
lantai dan mengeluarkan kaki (kirinya) dari satu sisi dengan menjadikannya
berada dibawah paha dan betis kanannya. Menegakkan telapak kaki kanan dan
kadang membaringkannya. Tangan kirinya menggenggam lutut kiri bersandar
kepadanya.
28- Jika telah selesai dari tasyahud akhir
hendaknya meminta perlindungan dari empat hal dengan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِ , وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ, وَ مِنْ شَرِِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
[Allahumma innii
a'uudzubika min 'adzaabi jahannami wamin
'adzaabil qobri wamin fitnatil mahyaa walmamaati wa min syarri fitnatil
masiihiddajjaal]
Artinya:
"Ya Allah, aku berlindung denganmu dari azab
neraka janannam, dari azab kubur, dari fitnah (cobaan) orang-orang yang masih
hidup dan yang telah mati, dan dari fitnah (cobaan) Dajjal"
29- Kemudian berdoa untuk dirinya sebelum salam.
Diantara doa yang disyari'atkan oleh Nabi r:
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا، وَلا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي
إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
[Allahumma innii dzolamtu
nafsii dzulman katsiiron wa laa yaghfiru dzunuuba illa anta, faghfirli
maghfirotan min 'indika, warhamnii innaka antal ghafuururrohiim]
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya aku banyak
mendzalimi diriku, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau, maka
ampunilah dosa-dosaku dengan pengampunan dari-Mu, rahmatilah aku, sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Diantara doanya yang lain:
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَاباً يَسِيْراً
[Allahumma haasibnii
hisaaban yasiiron]
Artinya:
"Wahai Allah, hitunglah aku dengan
perhitungan yang mudah."
Meminta kapada Allah surga dan meminta
perlindungan dari neraka. Serta doa-doa lain yang falid dari Nabi r.
30- Kemudian menutup shalatnya dengan salam
sambil menoleh ke kanan seraya mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
[Assalaamu alaikum
warahmatullah]
Artinya:
"Keselamatan dan rahmat Allah atas
kalian."
Hingga telihat pipi kanannya. Dan menoleh ke
sebelah kirinya demikian pula, dengan menambah:
وَبَرَكَاتُهُ [Wabarokaatuh]
Artinya:
"Dan berkah Allah."
Demikian yang diriwayatkan dalam sebuah hadits.
Bisa jadi beliau mengucapkannya sekali untuk menjelaskan kebolehannya.
31- Setelah salam lalu beristighfar (mengucap
'astaghfirullah') sebanyak tiga kali kemudian mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَم وَمِنْك السَّلاَم تَبَارَكْت يَا ذَا
الْجَلاَل وَاْلإِكْرَام
[Allahumma antassalaam wa
minkassalaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal ikraam]
Artinya:
"Wahai Allah, Engkau pemberi keselamatan dan
dari-Mu keselamatan, Maha suci Engkau, Wahai zat pemilik keagungan dan
kemuliaan."
Dibaca sebelum menghadap kepada makmum jika dia
sebagai imam, dan tetap menghadap kiblat selama membaca bacaan di atas.
32- Kemudian merubah posisi menghadap kepada
makmum. Nabi paling sering berputar kearah kanan dan terkadang kesebelah
kirinya.
33- Nabi mensyari'atkan kepada umatnya zikir
setelah shalat, diantaranya:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu
wahdahu laa syariikalahu lahulmulku walahulhamdu wahua 'ala kulli syai in
qodiir]
Artinya:
"Tiada Ilah (yang berhak disembah)
selain Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan,
miliknya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."
لا حول ولا قوة إلا بالله ، لا إله إلا الله ، ولا نعبد إلا إياه ،
له النعمة ، وله الفضل ، وله الثناء الحسن ، لا إله إلا الله ، مخلصين له الدين
ولو كره الكافرون
[Laa haula walaa quwwata
illa billaah, laa ilaha illallah walaa na'budu illaa iyyaahu lahunni'matu
walahulfadhlu walahutstsanaa ulhasan, laa ilaaha illallah mukhlishiina
lahuddiin walau karihal kaafiruun]
Artinya:
"Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah. Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah dan kami
tidak menyembah selain kepada-Nya. Hanya milik-Nya kenikmatan, karunia, dan
pujian yang baik. Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah,
(dengan) memurnikan ibadah kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak
suka."
اللَّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلا مُعْطِيَ لِمَا
مَنَعْتَ، وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
[Allahumma laa maani'a limaa
a'thoita walaa mu'thia limaa mana'ta, walaa yanfa'u dzaljaddi minkaljaddu]
Artinya:
"Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Dan
kekayaan (nasib baik) tidak berguna untuk (mencegah azab) dari-Mu."
Kemudian membaca: سبحان الله[subhanallah] 33x, الحمد لله [alhamdulillah]
33x dan الله
أكبر [allahu akbar] 33x dan menggenapi seratus
membaca:
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Laa ilaaha illallahu
wahdahu laa syariikalahu lahulmulku walahulhamdu wahua 'ala kulli syai in
qodiir]
Artinya:
"Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain
Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, miliknya
segala puji, dan Dia yang Mahakuasa atas segala sesuatu."
Lalu
membaca ayatul Kursi berikut:
ª!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 w ¼çnäè{ù's? ×puZÅ wur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 `tB #s Ï%©!$# ßìxÿô±o ÿ¼çnyYÏã wÎ) ¾ÏmÏRøÎ*Î/ 4 ãNn=÷èt $tB ú÷üt/ óOÎgÏ÷r& $tBur öNßgxÿù=yz ( wur tbqäÜÅsã &äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã wÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅur çmÅöä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur ( wur ¼çnßqä«t $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur Í?yèø9$# ÞOÏàyèø9$# ÇËÎÎÈ
[Allaahu laa ilaaha illa
huwal hayyulqoyyuum laa ta'khudzuhu sinatuw walaa naum lahu maa fiissamaawaati
wamaa fil ardhi man dzal ladzii yasyfa'u 'indahu illa bi idznih ya'lamumaa
baina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiituuna bisyai in min'ilmihii illa
bimaa syaa wasi'a kursiyyuhus samaawaatiwal ardhi walaa ya uuduhuu hifzuhumaa
wa huwal 'aliyyul 'adziim]
Artinya:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya." (QS.al-Baqarah: 255).
Surat al-Ikhlas:
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# ÇËÈ öNs9 ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ
[Qulhuwallaahu ahad,
Allaahush shomad, lamyalid walam yuulad, walam yakul lahuu kufuwan ahad]
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad)! 'Dia Allah, Yang Mahaesa.
Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula
diperanakan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia'.”
(QS.al-ikhlas: 1-4)
Surat al-Falaq:
ö@è% èqããr& Éb>tÎ/ È,n=xÿø9$# ÇÊÈ `ÏB Îh° $tB t,n=y{ ÇËÈ `ÏBur Îh° @,Å%yñ #sÎ) |=s%ur ÇÌÈ `ÏBur Ìhx© ÏM»sV»¤ÿ¨Z9$# Îû Ïs)ãèø9$# ÇÍÈ `ÏBur Ìhx© >Å%tn #sÎ) y|¡ym ÇÎÈ
[Qul a'uudzubirobbil falaq,
min syarri maakholaq, wamin syarri ghoosiqin idzaa waqob, wamin syarrin
naffastsaati fiil 'uqod, wamin syarri haasidin idzaa hasad]
“Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan
(perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki'.”
(QS. al-Falaq: 1-5)
Surat an-Nas:
ö@è% èqããr& Éb>tÎ/ Ĩ$¨Y9$# ÇÊÈ Å7Î=tB Ĩ$¨Y9$# ÇËÈ Ïm»s9Î) Ĩ$¨Y9$# ÇÌÈ `ÏB Ìhx© Ĩ#uqóuqø9$# Ĩ$¨Ysø:$# ÇÍÈ Ï%©!$# â¨Èqóuqã Îû Írßß¹ ÄZ$¨Y9$# ÇÎÈ z`ÏB Ïp¨YÉfø9$# Ĩ$¨Y9$#ur ÇÏÈ
[Qul a'uudzubirobbinnaas,
malikinnaas, ilaahinnaas, min syarri waswaasil khannaas, al ladzi yuwaswisufii
suduurinnaas, minaljinnati wannaas]
Artinya:
“Katakanlah, 'aku berlindung kepada Tuhan-nya
manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang
bersembunyi, yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan)
jin dan manusia'.” (QS. an-Nas:1-6)
Ayat-ayat di atas dibaca setiap selesai shalat.
Disukai mengulanginya sebanyak tiga kali setelah shalat subuh dan maghrib.
34- Nabi r
mensyari'atkan kepada umatnya untuk melakukan shalat nawafil
(shalat sunnah) sebelum dan sesudah shalat fardu. Diantaranya shalat rawaatib
[4].
Beliau bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمِهِ وَلَيْلَتِهِ
تَطَوُّعاً بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاُ فِي الْجَنَّةِ
"Siapa yang shalat
sunnah dua belas rakaat sehari semalam, akan Allah bangun untuknya rumah di
syurga."
Berikut shalat-shalat sunnah tersebut:
- 2 rakaat sebelum shalat subuh.
- 4 rakaat sebelum shalat zuhur dan 2 rakaat
setelahnya.
- 2 rakaat setelah shalat maghrib.
- 2 rakaat setelah shalat isya.
Disukai melakukan shalat 4 rakaat sebelum ashar,
2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat setelah isya. Telah falid riwayat dari
Nabi r
yang menunnjukkan akan hal itu.
Nabi r
menganjurkan untuk berkesinambungan melakukan shalat sunnah semampunya seperti shalatul
lail (shalat malam), dhuha, shalat tarawih dibulan Ramadhan dan
shalat-shalat lain yang memang shahih/falid dari Nabi r.
35- Wanita melakukan semua yang dilakukan
laki-laki dalam shalatnya, tidak ada pengecualian kecuali dalam beberapa
perkara; seperti masalah menutup aurat, masalah bacaan, laki-laki mengeraskan
bacaannya dalam shalat jahriah sedangkan wanita tidak.
Demikianlah yang dapat terkumpul dari tatacara
shalat nabi r
sejak takbi hingga salam sebagaimana yang falid/shahih dari Nabi r. Beliau telah
bersabda,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي
"Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihatku shalat."
Dan Nabi r
mengabarkan bahwa shalat adalah penghibur diri dan penenang jiwanya.
Hendaknya seorang muslim menjaga shalatnya
sebagaimana yang telah didiajarkan, hingga menjadi cahaya baginya dan
keselamatan pada hari kiamat dengan izin Allah. Ini adalah tata cara shalat yang dicontohkan
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, meskipun dalam beberapa masalah yang
bukan termasuk yang wajib dan rukun ada sedikit perbedaan di antara para ulama,
mudah-mudahan kita bisa mempraktekannya. (Abu Sulaiman)
Wallahu a'lam
Shalawat dan salam tercurah atas Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya.
Wssalamu'alaikum. WR.WB.